Hmmmfhhhhhh ...
Untuk kesekian kali puji itu kau arahkan padaku, panah penilaianmu
tepat mengena di hatiku hingga sesungging senyum kau lihat saat kau
lontarkan kata itu. Namun tersadarku saat kulihat mentari yang
menyilaukan pandanganku untuk menikmati sinarnya, mungkin Tuhan ingin
memberitahukan bahwa kebesaran-Nya lebih pantas mendapat pujian daripada
seorang yang duduk di bawah mentarinya.
Perlu kau tahu, dan memang sebenarnya harus kau tahu. Aku bukan
bidadari yang sempurna, gadis tak tersentuh seperti Siti Maryam, yang
terjaga kesuciannya. Memang aku telah menggelar hijab, namun hijab itu
hanya aku bangun dengan bahan seadanya.
Kau tahu, aku membaur dengan lawan jenis, bersenggolan, duduk di
angkot, sesekali berjabat tangan dengan tangan yang tidak halal itu.
Mungkin saat ini tanganku disentuh, suatu saat aku tak tahu jika Tuhan
menghendakinya. Na'udzubillah.
Akupun tak setangguh Fatimatul Zahra putri Rasulullah, ada kalanya
aku memprotes, mengeluh, tentang yang terjadi padaku, aku lemah, tak
setangguh itu. Atau tidak sederma Khadizah binti Khuwailid, aku masih
egois dengan yang telah aku miliki, hingga sayang untuk berbagi.
Kau bilang aku cantik, terima kasih untuk itu, namun aku masih
biasa-biasa saja dibanding artis, apalagi seperti seorang Sarah istri
nabi Ibrahim yang kecantikannya memikat sang Raja penguasa pada masa
itu.
Sekali lagi, aku bukan bidadari yang sesempurna pikiranmu. Aku
hanyalah gadis kecil, yang menari di balik pengetahuannya, menjaga diri
dengan bangunan benteng seadanya, bertahan dalam kemelut zaman yang kiat
menyesatkan.
Maafkan aku jika di seberang jalan sana aku terjatuh karena
kerikil-kerikil tajam menusuk saat perjalananku. Maafkan atas sikap
bodohku, yang tiada mengerti mana yang benar dan salah dalam suatu
perkara. Maafkan aku jika kelemahanku dimanfaatkan mereka yang punya
penyakit hatinya. Maafkan aku jika pandanganku terlintas melihat yang
harusnya terjaga. Maafkan aku yang di suatu waktu lengah dengan
penjagaan diriku sendiri.
Aku bukan bidadari, tapi akupun tak ingin menjadi wanita penggoda,
atau hanya pemuas nafsu, atau menjadi manfaat dalam kesesatan. Sungguh,
aku tak ingin nista dalam kehidupannya, walau aku tak sesempurna
bidadari-bidadari surga, tak ingin ku tersesat setelah diberi petunjuk.
Sekali lagi, aku bukan bidadari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar